25 November 2009

#it's my life#

-HairCode Pejaten Village, 21 November 2009 di MemoPad BBBku-

Pernahkah kau dihadapkan pada pilihan? "Pernahlah..." pasti jawabmu.
Pilihan yang sulitkah itu? "Ya begitulah..." jawabmu lagi.
Yang mana kau pilih waktu itu?
Kok diam?
Bagaimana kalau pilihan-pilihan itu semuanya kau sukai, kau cintai?
Kenapa kau diam saja?
Tak bisakah kau beri aku petunjuk sedikit saja?

Aaah...
Cinta itu butuh pengorbanan, katanya.
Benar, tak kupungkiri itu.
Tapi benarkah pilihanmu untuk berkorban itu?
Kok aku takut salah berkorban ya kawan?

Aku akan selalu mencintaimu, bisikku.
Andai pilihanku akhirnya meninggalkanmu, ini sementara saja, cinta.
Apa? Idealismeku sudah pudar katamu?
Siapa bilang?
Idealismeku sudah berkompromi dgn keadaan?
Aaah, sok tau kau kawan!

Salahkah aku jika di tengah perjalanan aku meninggalkanmu, dan memilih cinta yang lain?
Salahkah aku jika memprioritaskannya?
Bukan, cinta.
Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Dengan segenap hati kukatakan, indahmu sudah terlanjur mendarah daging di hatiku.
'Ku bilang, cinta itu sudah mengalir di darahku, sejak aku dilahirkan.
Kau tau sendiri kan? Aku sudah mencintaimu dan memperhatikanmu, jauuuuuh sebelum yang lain beramai-ramai memerdulikanmu.
Aku hanya minta waktu darimu, beri aku kesempatan utk membuktikan cintaku yang lain. Tanpaku menduakanmu.

Aaah...
Akhirnya aku bisa rasakan apa yang dia rasakan dulu.
Dia, cintaku yang lain, yang dihujat banyak orang telah meninggalkanmu.
Dia yang pada awalnya sudah berkomitmen akan memperhatikanmu dengan segenap hatinya, di tengah perjalanan harus memprioritaskan yang lain, atas nama kehidupan pribadi dan profesi yg tak bisa ditinggalkannya.
Aku pun nyaris ikut mencapnya meninggalkanmu.
Syukurnya, cintaku yang tak pernah henti itu bisa mengembalikan percayaku padanya.

Kini, hanya dia yang bisa meyakinku "Bukan, kamu tak kan pernah meninggalkannya. Aku percaya, kamu tulus. Kamu hanya pergi sementara, untuk menata hidupmu yang lain. Dia tetap akan di sana, makin banyak orang yang peduli padanya."

Cinta, jangan kau marah ya.
Aku pergi sementara saja.
Suatu saat nanti, aku pasti kembali.
Aku, dia, kami.
Ya, pasti... dengan jalanku sendiri.